ASEAN economic community (AEC)
tahun 2015 merupakan suatu program bagi negara- negara ASEAN untuk lebih
meningkatkan kualitas ekonomi khususnya perdagangan agar menjadi sebuah akses
yang lebih mudah seperti menerapkan penghapusan bea masuk ( Free Trade
Area) untuk mewujudkan sebuah single market (Rimah:2013).
Kawasan AEC diarahkan
menjadi suatu kawasan yang kompetitif secara ekonomi dengan tingkat kemajuan
yang merata serta terintegrasi penuh ke sistim ekonomi global. Dalam artian
perdagangan ini berarti semua barang dapat diperdagangkan dari satu negara ke
negara lain di kawasan ASEAN tanpa tariff bea sama sekali. Setiap
pengusaha dapat menanamkan modalnya dimana saja dan bahkan menjadi penguasa
mayoritas saham di perusahaan manapun di kawasan tersebut (Lolok:2012).
Konsep utama dari ASEAN Economic
Community adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan
basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi,
investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN
yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi
diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling
menguntungkan. Kehadiran ASEAN Economic Community bisa membantu
ketidakberdayaan negara-negara ASEAN dalam persaingan global ekonomi dunia
yaitu dengan membentuk pasar tunggal yang berbasis di kawasan Asia Tenggara.
Liberalisasi di bidang jasa yang menyangkut sumber daya manusia mungkin akan
tampak terlihat jelas karena menyangkut tentang penempatan tenaga terampil dan
tenaga tidak terampil dalam mendukung perekonomian negara. Namun, yang paling
banyak berpengaruh dan sangat ditekan dalam ASEAN Economic Community adalah
tenaga kerja terampil (Diah:2013).
Sebagai
mahasiswa tingkat akhir ini merupakan tantangan, bagaimana tidak dibuka nya MEA
sekaligus awal dari karir kita. Setelah lulus kuliah kita harus dihadapkan pada
kesiapan diri kita menghadapi persaingan di pasar global, mungkin banyak
lulusan luar negri dari negara-negara asean yang mengincar Indonesia untuk
bekerja di Indonesia hal ini pasti akan terjadi karena Indonesia adalah negara
berkembang yang kaya akan kekayaan alamnya.
Untuk
itu sebagai lulusan dalam negeri kita jangan mau kalah bersaing dengan para
sarjana yang dari luar negeri. Begitu kita lulus kita hanya mempunya dua
pilihan untuk meraih kesuksesan nanti yaitu dengan membuka usaha (Job creator) atau menjadi pekerja (Job Seeker). Kedua pilihan tersebut
merupakan kesiapan diri kita bagaimana mempersiapkan diri ketika pelaksanaan
MEA dibuka.
Untuk
kesiapan diri saya menghadapi MEA, saya akan mengawali dengan menjadi Job Seeker terlebih dahulu karena saya
ingin mencapai tujuan saya terlebih dahulu menjadi seorang akuntan. Kemudian
setelah saya cukup banyak memperoleh pengalaman dan modal yang cukup dari
bekerja saya akan memulai langkah kedua yaitu membuka usaha. Membuka Usaha
merupakan suatu alasan untuk mendapat penghasilan yang lebih namun selain itu
saya juga ingin turut serta untuk
membantu perekonomian negara, karena dengan saya mebuka usaha maka saya akan
menyerap atau membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran
yang ada di Indonesia.
Untuk
menjadi seorang akuntan mungkin tidak mudah banyak proses yang harus dijalani
dengan syarat-syarat tertentu dan ditambah lagi dengan persaiangan MEA tahun
ini. Seperti yang saya jelaskan diatas, tahun ini merupakan tantangan bagi kita
lulusan dalam negeri untuk memperoleh pekerjaan. Kesiapan diri yang harus
dilakukan agar siap bersaing dengan lulusan luar negeri adalah dengan meningkat
kemampuan dan pengalaman kita dalam bekerja, bukan tidak mungkin kita dapat
mengalahkan para pekerja dari luar. Selain itu kita juga harus mempunyai semangat
yang tinggi dan tidak mudah menyerah dan yakin bahwa kita mampu bersaing dengan
pekerja luar akan bermunculan.
Selain
itu kesiapan diri kita dalam membuka usaha (job
creator) juga harus perlu kita perhatikan. Menjadi job creator maka saya
harus siap dengan resiko - resiko yang akan terjadi nantinya tetapi dengan
masyarakat ekonomi ASEAN mungkin sedikit resiko yang didapat sebagai job
creator karena sebagai job seeker pun harus mempunyai kemampuan dalam bersaing
dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Tetapi dengan adanya perdagangan bebas dalam
MEA maka sebagai job creator juga harus mawas diri dengan para pesaing yang
memilik usaha yang sama dari negara bagian ASEAN. Oleh sebab itu kita harus
berani mengambil sebuah keputusan dimana mungkin saja hal-hal buruk akan
terjadi. Jika kita berani mengambil resiko maka kedepan nya akan semakin baik.
resiko itu mungkin saja ada apalagi jika kita mengalami kegagalan. Namun jika
kita banyak mengambil pengalaman dari kegagalan dan berani memulai kembali.
Bukan tidak mungkin kita akan berhasil. Semua kembali kepada niat kita.
Jika
kita menjadi pengusaha yang sukses bukankah kita akan bangga dapat membuka
banyak lapangan pekerjaan untuk para pencari kerja dalam negeri. Seberat apapun
persaingan MEA nanti teruslah berusaha dan semangat. Menjadi apa kita
selanjutnya Job creator Atau Job Seeker hanya diri kita yang tau
jalan menuju kesuksesan tersebut hanya saja bagaimana anda membawa kesiapan diri anda dapat bersaing di
dunia kerja.
Jadi menurut saya antara job seeker dan
job creator itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing tergantung
pemikiran individunya saja. Tetapi menurut saya lebih baik apabila menjadi job
creator karena dapat memberikan pekerjaan kepada orang yang membutuhkan
pekerjaan.
Kakak maria mahasiswi gundar fakultas ekonomikan kak? Boleh nanya2 gak kak :3
BalasHapus