Memasuki areal komplek
Anjungan Jawa Tengah, anda akan disuguhkan oleh keramahtamahan khas masyarakat
Jawa Tengah yang tertuang ke dalam bentuk maket mini (anjungan) di Taman Mini
"Indonesia Indah". Di dalam komplek anjungan terdapat bebrapa
bangunan pokok yang memiliki guna dan fungsi serta menjadi sebuah penggambaran
obyek secara singkat keberadaan Jawa Tengah sebelum anda mengunjungi Jawa
Tengah.
Di dalam Anjungan Jawa
Tengah, anda tidak hanya akan mendapatkan beragam informasi menarik seputar
Jawa Tengah saja namun anda juga akan dapat melihat pertunjukan adat istiadat
masyarakat Jawa Tengah yang juga dipertunjukkan di Komplek Anjungan ini.
Secara garis besar,
kompleks Anjungan Jawa Tengah terbagi menjadi beberapa bangunan utama antara
lain :
- Pendopo Agung, merupakan sebuah bangunan tanpa dinding dan memiliki atap bangunan yang beratapkan model Joglo. Pendopo atau dalam bahasa jawa disebut Pendhapa merupakan sebuah bangunan yang banyak menghiasi rumah-rumah bangsawan di Kerajaan Jawa Tengah. Bentuk pendopo/pendhapa sendiri masih banyak dapat kita lihat di berbagai tempat di Jawa Tengah. Di Anjungan Jawa Tengah sendiri, keberadaan Pendopo Agung sendiri mengambil bentuk replika dari Pendopo Agung yang terdapat di Pura Mangkunegaraan Surakarta. Sesuai fungsi aslinya, Pendopo Agung dipergunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan pertemuan resmi serta sebagai tempat melaksanakan upacara-upacara adat.
- Pringgitan, merupakan bangunan yang terletak di belakang Pendhopo Agung dan bersambung menjadi sebuah bagian dari Pendopo Agung dimana dipergunakan sebagai tempat untuk memamerkan koleksi pakaian-pakaian adat khas Jawa Tengah.
- Joglo Panggrawit Apitan, merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi sebagai gedung serbaguna yang dipergunakan sebagai tempat penyimpanan set alat musik yang dipergunakan di dalam acara-acara adat (gamelan), tempat rias penari dan sekaligus sebagai sebuah workshop yang dipergunakan sebagai peragaan kepada pengunjung proses pembuatan barang hasil kerajinan khas Jawa Tengah seperti Batik dan Wayang Kulit.
- Tajuk Mangkurat, bangunan ini dipergunakan sebagai kantor pengelola anjungan yang tidak saja sebagai pusat administratif anjungan namun juga terdapat perpustakaan yang berisi buku-buku referensi mengenai Jawa Tengah, ruangan tempat koleksi benda-benda antik dan juga sebagai tempat penyimpanan barang-barang hasil kerajinan dari Jawa Tengah. Dinamakan Tajuk Mangkurat karena bangunan ini ditopang oleh empat tiang utama atau lebih dikenal dengan Saka Guru. Tiang penopang yang dipergunakan seperti perlambang jawa yaitu Lambang Sari. Dinamakan Lambang Sari karena merupakan perlambang dari hubungan yang mesra dan serasi dari pria dan wanita serta konon dipercaya sebagai landasan keharmonisan hidup berkeluarga. Menurut sumber, pencipta gaya tiang ini adalah Sultan Agung.
- Dara Gepak, bangunan ini berbentuk seperti rumah dari burung merpati. Keberadaan bangunan ini merupakan sebuah bangunan khas Jawa Tengah yang sering dapat ditemukan di lingkungan pedesaan-pedesaan di Jawa Tengah. Di Anjungan Jawa Tengah sendiri, bangunan ini lebih difungsikan sebagai area makan dan pusat kuliner khas Jawa Tengah yang tidak saja menjual berbagai jenis makanan khas Jawa Tengah juga menjual minuman khas Jawa Tengah.
- Panggung Terbuka "Ojo Dumeh", panggung terbuka ini difungsikan kepada acara-acara yang bersifat kolosal serta dipergunakan pada acara-acara yang diselenggarakan di malam hari. Kapasitas maksimal panggung ini adalah 500 orang undangan.
http://anjungantmii.com/jawatengah/index.php?option=com_content&view=article&id=2&Itemid=5&lang=en
Tidak ada komentar:
Posting Komentar