Senin, 25 Juni 2012

ANJUNGAN SUMATERA UTARA


6 (Enam) buah rumah adat yang ditampilkan di anjungan ini, Masing-masing adalah rumah Bolon Simalungun, Jabu Bolon Batak Toba, yang penuh dengan lukisan raksasa dalam warna tradisional merah, putih dan hitam. Siwaluh Jabu Rumah Batak Karo, rumah Batak Pak-Pak Dairi, Nias dan rumah Melayu. yang beratap segi tiga;  Rumah Batak Simalungun dan Rumah adat Nias,  yang berbentuk perahu, hingga Nampak unik dan khas,  maklum.. Rumah Nias aslinya terletak di tepi pantai atau sungai. Rumah adat Batak Simalungun pada dasarnya hampir sama  dengan rumah adat Batak Toba yakni rumah  bolon. Kekhasannya terletak pada konstruksi bagian kaki bangunan, berupa susunan kayu bulat dengan cara menyilang dari satu sudut ke sudut. Ciri khas lainnya adalah atapnya yang diberik limas an berbentuk kepala kerbau lengkap dengan tanduknya. Pada bagian lain diberi hiasan berupa  lukisan berwarna warni merah, putih dan hitam.
Ragam hias rumah Bolon antara lain sulempat pada tepian dinding bagian bawah, disebut Sambahou, saling berkaitan , bermakna ikatan persatuan antar masyarakat dengan dipimpin raja; hiasan kambing berlaga (Hambing marsimbat), cermin kehidupan yang saling berkaitan  sehingga melahirkan kekuatan dan kesatuan yang tak tergoyahkan. Hiasan pada bagian tutup keyong motif segitiga, cecak, ipon-ipon dan bindu matogu yang menyerupai  tumbuhan menjalar. Pada bagian ini  biasanya  diberi hiasan wajah manusia, bahi-bahi, lambang keramahan, kewaspadaan, dan tolak bala. Hiasan ipon-ipon berupa segi runcing, sebagai penangkal serangan roh jahat dari luar kampung.
Rumah adat Batak Karo siwaluh jabu beratap tiga tingkat  dengan bentuk segi tiga melambangkan tali pengikat, kelompok kerabat (rukuh atau singkep sitelu) yaitu pemberi gadis (kalimbuhu), penerima gadis (senina), dan kerabat semarga (anak beru). Di daerah asalnya satu rumah dihuni oleh satu keluarga besar terdiri 4 (empat) sampai 8 (delapan)  keluarga. Pembagian ruang di dalam rumah tidak dinyatakan dengan sekat, namun oleh garis adat yang kuat meski tidak tampak. Tiap ruang memiliki nama dan aturan siapa yang harus menempatinya sesuai ketentuan adat.
Rumah-rumah adat batak di Anjungan Taman Mini berrfungsi sebagai ruang peragaan antara lain :
  • Berbagai aspek sejarah
  • Tata kehidupan
  • Benda-benda budaya seperti pakaian adat, pelaminan, senjata tradisional, alat music tradisional dan ulos.
Rumah adat Nias, berasal dari Nias  Selatan, berukuran lebih kecil daripada aslinya berbentuk persegi panjang menyerupai perahu. Bentuk  rumah ini mengandung harapan; jika ada banjir rumah dapat berfungsi sebagai perahu. Anak tangga ke pintu berjumlah ganjil , 5 (lima) atau 7 (tujuh) buah. Terdapat 2 (dua)  jenis pintu  rumah: rumah biasa dan pintu horizontal, dengan daun pintu membuka ke atas. Rumah memiliki dua ruang, yakni ruang tamu, tempat bermusyawarah dan tempat tidur anak laki-laki, serta ruang kedua adalah ruang keluarga berfungsi sebagai ruang makan , tempat menerima tamu wanita, dapur dan tempat tidur. Di halaman anjungan terdapat unggakan (tumpukan) batu  setinggi 2,5 meter untuk peragaan olah raga tradisional lompat batu.
Rumah Melayu diwakili rumah pesanggrahan dengan serambi depan berfungsi sebagai panggung, yang pada hari Minggu dan hari libur mementaskan aneka seni Batak dan Melayu, seperti gordang Sembilan, sigale-gale, lagu-lagu Batak dan aneka teri Melayu.
Anjungan Sumatera Utara pernah dikunjungi tamu-tamu Negara sahabat, antara lain: Aemir Kuwait Sheikh Jaber Al Ahmad Alsabah (1980) dan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev beserta istri (1995).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar