Taman Fatahillah
dahulu adalah sebuah taman atau alun-alun yang berada di pusat kota Batavia. Waktu
itu dikenal dengan sebutan Standhuisplein atau ‘Taman Balaikota’ karena
diselatan alun-alun itu terdapat Balaikota yang dibangun tahun 1710 dan kini
bangunan tersebut difungsikan sebagai Museum Sejarah Jakarta. Di tengah taman
terdapat air mancur untuk keperluan air bersih pada abad 18.
Disebelah timur Taman
Fatahillah terdapat bangunan klasik bekas gedung Raad Van Justitie (Dewan
Peradilan/ Kehakiman) pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang dibangun tahun
1870. Sejak tahun 1976 bangunan ini resmi di jadikan Museum Senirupa dan Keramik.
Disebelah barat Taman
Fatahillah terdapat deretan gedung tua, dan salah satunya adalah sebuah gedung
yang dahulu merupakan gudang milik perusahaan ‘Geo Wehry’ yang dibangun pada
tahun 1912. Sejak tahun 1939 digunakan sebagai Museum Oud Batavia dan pada
tahun 1975 hingga saat ini dijadikan Museum Wayang.
Disebelah utara Taman
Fatahillah terdapat gedung Kantor Pos, gedung bekas PT. Jasindo, gedung bekas
milik Dasaad, serta satu bangunan kuno yang difungsikan sebagai Café Batavia. Dahulu
diantara deretan gedung tersebut terdapat sebuah meriam Portugis yang oleh
masyarakat diberi nama Si Jagur. Meriam ini sebelumnya berada di Malaka. Setelah
berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis pada tahun 1641, Belanda
membawanya ke Batavia. Sekarang meriam tersebut
ditempatkan di halaman dalam Museum Sejarah Jakarta.
brosur Kotatua Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar