Senin, 25 Juni 2012

TAMAN STASIUN BEOS


Taman ini dikenal masyarakat Jakarta, khususnya sekitar Kotatua dengan nama Taman Stasiun Beos. Karena terletak persis di depan stasiun (kereta api) Beos/ Stasiun Kota. Banyak juga yang menyebutnya sebagai Taman Stasiun Kota. Tugu jam yang berada di tengah-tengah taman masih dapat kita saksikan dibangun dengan gaya Art Deco, sesuai dengan gaya gedung-gedung sekitar tahun 1920-an. Taman Beos kini telah berubah fungsi dengan adanya terowongan sebagai Tempat Penyeberangan Orang (TPO) serta dimanfaatkannya sebagian lahan untuk halte pemberhentian Trans Jakarta koridor 1.

Sebelah timur taman, terletak Stasiun Kereta Api Jakarta Kota, sebuah stasiun yang besar dan megah dibangun pada tahun 1870 oleh BOS (Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij) atau perusahaan Kereta Api Batavia. Stasiun ini merupakan hasil revolusi industry, baik seni perancang maupun penyelesaian teknisnya. Orang Betawi dulu menyebutnya Stasiun Beos karena ucapan fonetik dari kata Bos yang dilafalkan menjadi Be’-OS. Disebelah utara  taman terdapat gedung bergaya campuran Art Deco dan Arsitektur Modern. Gedung tersebut kini difungsikan sebagai gedung Bank Mandiri.

Disebelah barat taman terdapat sebuah bangunan besar bekas Bank Exim dengan gaya gabungan Klasik dari Art Deco yang kini berfungsi sebagai Museum Bank Mandiri. Museum ini merupakan museum bank-bank pendahulu dan bank-bank yang tergabung dalam Bank Mandiri. Gedung ini pada mulanya bekas gedung Factoij Nederlansche Handel Maatschappij yang dibangun pada tahu 1929 oleh biro konstruksi Belanda NV Medan. Bergeser ke sebelah utara dari gedung tersebut, terdapat bangunan bergaya neo klasik sebagai akhir dari masa Renaissance di Eropa yang kini difungsikan sebagai Museum Bank Indonesia, museum ini menempati area bekas Gedung Bank Indonesia. Museum Bank Indonesia menampilkan berbagai informasi tentang sejarah Bank Indonesia. Koleksi museum ini meliputi koleksi numismatic serta kolek non numismatic.

Disebelah selatan taman terdapat sederetan bangunan yang sebagian besar dahulu bergaya Cina. Sekarang tinggal beberapa saja yang masih menujukkan cirri itu, dan salah satu diantaranya adalah “rumah penyimpanan abu jenazh”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar